Pebri

Kepedulian Pebri Widianto pada masalah lingkungan dimulai sejak kecil, saat keluarganya tinggal di Muncar, sebuah kota kecil di Banyuwangi yang merupakan pusat industri pengolahan ikan terbesar kedua di Indonesia. Ia menyaksikan, kondisi lingkungan pantai yang awalnya bersih lalu berubah drastis menjadi penuh sampah dan bau tak sedap. Keresahan Pebri pada kondisi lingkungan di kampungnya itulah yang menjadi titik tolak kepeduliannya untuk aktif dalam gerakan kemahasiswaan, BEM.

Setelah lulus dari jurusan Teknik Elektro, Pebri mengabdikan ilmunya jauh dari kota, tepatnya di Boven Digoel, Papua. Disana ia bertugas di PLN Boven Digoel, di bagian teknik yang mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan listrik desa dan mempromosikan sumber-sumber energi terbarukan. Tugasnya bersentuhan langsung dengan edukasi dan pemberdayaan masyarakat, baik soal keamanan penggunaan listrik, pengelolaan PLTS dan alat-alatnya, bahkan hingga pada pengelolaan limbah. Pengalaman sosial marketing yang didapat Pebri saat aktif di BEM juga sangat membantunya dalam mengembangkan konten-konten edukasi dan penyadartahuan program listrik desa dan energi terbarukan, khususnya kepada anak muda.

Bertugas di Boven Digoel juga membuka wawasan Pebri terkait isu alih fungsi lahan hutan adat, pembalakan hutan, konflik agraria, serta hak-hak masyarakat adat.

Lihat artikel lainnya

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram