Godel

Dampak dari kerusakan lingkungan akibat tambang sudah dialami sendiri oleh Godelfridus Maulaku. “Perusahaan tambang mangan pertama kali mulai beroperasi di kampung saya di Timur Tengah Utara, sekitar tahun 2010. Saat itu ayah saya bekerja sebagai pengepul kecil-kecilan. Berselang 2 tahun kemudian, krisis air bersih di kampung saya mulai terjadi, satu-satunya sumber air tak lagi bisa diminum. Hingga hari ini, 13 tahun kemudian, masyarakat di kampung saya masih harus membeli air untuk kebutuhan minum,” cerita Godel.

Saat ini Godel tergabung dalam komunitas Sahabat Alam dibawah naungan Walhi NTT, dimana ia gencar mengkampanyekan dampak tambang bagi masyarakat lokal, termasuk salah satunya terkait pembangunan Smelter di pesisir Kupang yang limbahnya merusak rumput laut sumber penghasilan warga. Smelter itu juga menghalangi akses warga melaut.

Sebagai mahasiswa, Godel memimpin Organisasi Mapala di kampusnya, dimana ia merancang kampanye 1000 surat cinta untuk Kota Kupang dengan tujuan menggerakkan warga Kupang menanam pohon. Kampanye tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat, karenanya Godel diundang hadir menemui Gubernur Viktor Laiskodat. Dalam kesehariannya Godel punya hobi menulis lagu.

Dukung Petisi Godel: Gubernur NTT, Pulihkan Bekas Tambang di Pulau Timor dengan Tanam Bambu

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram