Bekerja sebagai staf Balai Perikanan di Kalimantan Selatan, tidak menyurutkan niat Ziskia Mahrani Aulika untuk mendalami isu kerusakan hutan. Ketertarikan Ziskia terhadap hutan sudah tumbuh sejak duduk di bangku sekolah dasar yang terinpirasi dari tayangan jalan-jalan kehutan di salah satu stasiun TV. Kepeduliannya terhadap perlindungan hutan bertambah ketika kerap menyaksikan kerusakan lingkungan akibat alih fungsi hutan di wilayah tempat tinggalnya di Kalimantan selatan. “Hutan adat saat ini sudah banyak berubah fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit, pertambangan dan tempat pariwisata yang pada akhirnya memberikan dampak tidak hanya bagi masyarakat yang tinggal disekitar hutan namun juga fauna yang kehilangan tempat tinggalnya”, ujar Ziskia.
Didorong oleh pengalaman pribadi menyaksikan dampak mengkhawatirkan dari penggundulan hutan, termasuk polusi akibat kebakaran hutan dan kekerasan terhadap masyarakat adat, Ziskia bergabung dengan sukarelawan Hutan itu Indonesia untuk mengkampanyekan jaga hutan secara online. Dari pengabdian sukarelawan ini, juga membawanya untuk menginisiasi terbentuknya komunitas Jagak Himbak. Bersama Jagak Himbak, Ziskia aktif bersuara melalui platform media sosial dan offline yang mengundang partisipasi masyarakat untuk bergabung dalam perjuangan jaga hutan. Visi Ziskia adalah memberdayakan masyarakat agar memiliki suara yang lebih kuat dalam mengatasi tantangan lingkungan dan mengembangkan solusi inovatif untuk konservasi hutan.
Dukung Petisi Zizkia: Stop Aktivitas Perusakan di Kawasan Gunung Meratus