Aniati

Sejak bergabung sebagai relawan di Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta pada tahun 2021, Aniati Tokomadoran yang akrab disapa Ani, mulai tertarik mendalami tentang dampak kekerasan struktural dan ekofeminisme, dua topik yang membawanya bergerak lebih jauh mendalami isu krisis iklim dan dampaknya bagi perempuan dan kelompok marjinal. Setelah berproses selama lebih dari tiga tahun di SP Kinasih, saat ini Ani berperan sebagai Koordinator Program, dimana ia berperan mengorganisir dan memfasilitasi para perempuan petani dalam kampanye dan advokasi terkait resiliensi perempuan dalam menghadapi krisis iklim, dan kedaulatan perempuan atas pangan dan agraria. Menurut pengalamannya dalam mengorganisir masyarakat desa, Ani melihat bahwa warga lebih menerima informasi dan pengetahuan yang disampaikan tokoh agama, sehingga pelibatan tokoh-tokoh agama dan pesantren dalam menyuarakan pesan-pesan tentang krisis iklim menjadi sangat relevan. Salah satu upaya yang saat ini sedang dikembangkan oleh Ani dan lembaganya adalah penulisan modul ekstrakurikuler krisis iklim di pesantren (Climate Boarding School modul). Pengembangan modul tersebut juga melibatkan kerjasama dengan anak muda FNKSDA (Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam), anak muda KHM (Kader Hijau Muhammadiyah) dan 4 pihak pesantren dari NU dan Muhammadiyah di DIY. Selain dalam bentuk buku, modul ekstrakurikuler tersebut juga akan dikembangkan dalam bentuk video agar mudah diterima oleh para pengajar.

Dukung Petisi Aniati: Menteri Agama, Masukkan Pendidikan Krisis Iklim dalam Kurikulum di Sekolah Agama

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram